Percobaan tentang implementasi IPv6 sebagai protokol internet masa depan berlangsung mulus, Rabu (8/6/2011), dalam gerakan bersama yang disebut Hari IPv6 Sedunia. Sejumlah situs yang berpartisipasi menjajal versi yang mendukung trafik IPv6 tidak mengalami gangguan berarti. Namun, antisipasi gangguan yang mungkin dihadapi selama proses migrasi dari protokol internet IPv4 yang dipakai saat ini ke IPv6 masih harus mendapat perhatian.
Hari IPv6 Sedunia yang menguji implementasi di ratusan situs merupakan langkah penting untuk penerapan secara penuh penggantian protokol tersebut. Namun ketika melakuan transisi menuju standard IP baru tersebut, bakal ada sebuah situasi di mana ancaman-ancaman yang sebelumnya tidak nampak, akan muncul secara perlahan ketika para pembuat malware mengetahui transisi ini dan mulai melakukan adaptasi.
Menurut catatan yang ditulis Cathal Mullaney dari Symantec, dari sudut pandang keamanan, transisi ini memunculkan beberapa potensi masalah baru. Transisi IPv6 misalnya bisa menarik bagi para pembuat malware. Dengan diperkenalkannya IPv6, para penjahat cyber akan melakukan pemindaian alamat IPv6 untuk mengetahui kelemahan jaringan atau menemukan cara penyerangan yang dapat dilakukan.
Perusahaan anti-virus dan administrator sistem/jaringan harus memahami potensi ancaman tersebut dan melakukan tindakan antisipasi. Sepeti biasanya, Symantec merekomendasikan agar definisi, signature, dan aturan firewall di jaringan agar diperbarui untuk menjamin terlindungi dari ancaman-ancaman baru.
IPv6 merupakan protokol internet baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi protokol IPv4 yang sebentar lagi penuh. Sistem Internet Protocol (IP) Address adalah sistem pengalamatan jaringan yang merupakan bagian paling penting dari sebuah proses akses informasi dan komunikasi. Sejak 1983 hingga saat ini sistem pengalamatan yang umum dipergunakan adalah IPv4 dengan kapasitas alamat sebesar kurang lebih 4,2 miliar.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA), sebuah lembaga resmi internasional pengelola alamat IP merilis data bahwa jumlah alamat tersisa dari IPv4 saat ini kurang lebih hanya tersisa 10 persen dari kapasitas awal atau sekitar 400 juta alamat saja. Jumlah ini tidak memadai untuk mengantisipasi perkembangan pengguna internet saat ini yang amat luar biasa ditambah lagi dengan adanya perkembangan teknologi telekomunikasi masa datang yang berbasis IP. Sementara IPv6 menyediakan alamat internet miliaran kali jauh lebih besar.
Hari IPv6 Sedunia yang menguji implementasi di ratusan situs merupakan langkah penting untuk penerapan secara penuh penggantian protokol tersebut. Namun ketika melakuan transisi menuju standard IP baru tersebut, bakal ada sebuah situasi di mana ancaman-ancaman yang sebelumnya tidak nampak, akan muncul secara perlahan ketika para pembuat malware mengetahui transisi ini dan mulai melakukan adaptasi.
Menurut catatan yang ditulis Cathal Mullaney dari Symantec, dari sudut pandang keamanan, transisi ini memunculkan beberapa potensi masalah baru. Transisi IPv6 misalnya bisa menarik bagi para pembuat malware. Dengan diperkenalkannya IPv6, para penjahat cyber akan melakukan pemindaian alamat IPv6 untuk mengetahui kelemahan jaringan atau menemukan cara penyerangan yang dapat dilakukan.
Perusahaan anti-virus dan administrator sistem/jaringan harus memahami potensi ancaman tersebut dan melakukan tindakan antisipasi. Sepeti biasanya, Symantec merekomendasikan agar definisi, signature, dan aturan firewall di jaringan agar diperbarui untuk menjamin terlindungi dari ancaman-ancaman baru.
IPv6 merupakan protokol internet baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi protokol IPv4 yang sebentar lagi penuh. Sistem Internet Protocol (IP) Address adalah sistem pengalamatan jaringan yang merupakan bagian paling penting dari sebuah proses akses informasi dan komunikasi. Sejak 1983 hingga saat ini sistem pengalamatan yang umum dipergunakan adalah IPv4 dengan kapasitas alamat sebesar kurang lebih 4,2 miliar.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA), sebuah lembaga resmi internasional pengelola alamat IP merilis data bahwa jumlah alamat tersisa dari IPv4 saat ini kurang lebih hanya tersisa 10 persen dari kapasitas awal atau sekitar 400 juta alamat saja. Jumlah ini tidak memadai untuk mengantisipasi perkembangan pengguna internet saat ini yang amat luar biasa ditambah lagi dengan adanya perkembangan teknologi telekomunikasi masa datang yang berbasis IP. Sementara IPv6 menyediakan alamat internet miliaran kali jauh lebih besar.
0 komentar:
Posting Komentar